Lagi-lagi rasa itu datang. Menyelinap, mengendap-endap. Perlahan datang merayap ke dalam bahagiaku. Lalu tiba-tiba, perih. Seakan bahagiaku tak pernah ada.
Aku tau kalian juga pernah merasakan. Tapi ini beda. Ini rasaku, tapi bukan rasamu.
Aku terhenyak, saat ku lihat mereka. Dan ku katakan dalam hati bahwa suatu saat ku juga seperti mereka.
Namun berjuta kali itu ku katakan, tak surut jua sepi ini hinggap. Sunyi. Andai kalian tau rasanya.
Aku tetap mencoba bertahan saat mereka memamerkannya padaku. Sampai suatu saat di titik terendahku, aku jatuh.
Sudah, aku tak sanggup lagi terjaga. Tak sanggup ku tundukkan pandang, ku biaskan senyum palsu, dan semua tameng itu.
Aku sudah hancur. Tak kuat lagi bangun. Biarkan ku terdiam, hingga dia datang dan memapahku melangkah.
Aku tau kalian juga pernah merasakan. Tapi ini beda. Ini rasaku, tapi bukan rasamu.
Aku terhenyak, saat ku lihat mereka. Dan ku katakan dalam hati bahwa suatu saat ku juga seperti mereka.
Namun berjuta kali itu ku katakan, tak surut jua sepi ini hinggap. Sunyi. Andai kalian tau rasanya.
Aku tetap mencoba bertahan saat mereka memamerkannya padaku. Sampai suatu saat di titik terendahku, aku jatuh.
Sudah, aku tak sanggup lagi terjaga. Tak sanggup ku tundukkan pandang, ku biaskan senyum palsu, dan semua tameng itu.
Aku sudah hancur. Tak kuat lagi bangun. Biarkan ku terdiam, hingga dia datang dan memapahku melangkah.
Komentar
Posting Komentar